Dan Ketika Cinta Bertasbih pun Menyusul

Yup..yup.. yup… setelah Ayat Ayat Cinta (AAC) sukses dalam penayangannya, kini giliran Ketika Cinta Bertasbih (KCB) mulai mempersiapkan pembuatan filmnya. Novel dwilogi ini akan dibuat film dan digarab oleh Chairul Umam sebagai sutradaranya dan Imam Tantowi sebagai penulis skenario. Hmm,, yang ngerjain aja dah keren nih ,, bagaimana ya kira2 hasilnya??

Yang buat dah ok, bagaimana dengan pemerannya? “Kita mencari pemain yang bukan malaikat. Kita berusaha mengaudisi yang baik, seperti tidak pakai narkoba. Masa pas syuting ditangkap karena narkoba,” ujar Kang Abik dalam jumpa pers layar lebar Ketika Cinta Bertasbih di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (25/3/2008).

Selain itu Kang Abik juga mencari yang bisa menghayati dan membaca Al Qur’an dalam memerankan karakter seorang Azzam. Kang Abik ajukan LDK untuk menyediakan 3 ikhwan dan 3 akhwat untuk dicasting sebagai pemain KCB. Kemungkinan keenam pemain yang dicasting akan memerankan tokoh sentral yaitu Azzam, Anna, Eliana, Furqan, dan Husna. Kemudian Kang Abik sendiri yang akan menyeleksi pemain-pemainnya dan akan menjamin kualitas dari pemain terpilih tersebut. Hayo.. sapa yang berminat ???? Klo berminat dan berasa memenuhi syarat silahkan kirim kelengkapan administrasi secepatnya sebelum akhir April atau awal Mei. Lihat ini

Meskipun banyak yang tidak puas akan film AAC yang berbeda dengan novelnya (kliatannya selalu saja, novel lebih bagus dari filmnya) namun dengan munculnya AAC dalam dunia perfilman kini membuat film Islami bangkit. Dan semoga ini pun akan membangkitkan para pembuat film untuk membuat film Islami tanpa ada rasa takut tak di tonton oleh masyarakat, karena telah dibuktikan oleh AAC yang ternyata film Islami dapat menyedot jutaan penonton. Hal ini juga membuktikan bahwa selama ini masyarakat merindukan film-film yang bermutu yang dapat dijadikan sebuah contoh dan tak hanya sekadar tontonan yang menghibur tetapi juga mendidik.

Dan semoga KCB pun akan lebih sukses dari AAC, meski klo dibandingkan, aku sih lebih suka novelnya AAC, dan ini pun juga diakui oleh kang Abik ketika bedah buku KCB di UII dulu. Ini dikarenakan AAC digarap kang Abik 100% tanpa ditinggal-tinggal, sehingga benar-benar menyatu dengan AAC, sedangakn KCB digarab dengan sebagian-sebagian karena kesibukan kang Abik saat itu. Tapi tetep OK sih novelnya kang Abik githu… he….dan semoga film KCB tak mengecewakan para pembaca novel KCB (bahkan harus lebih ok dong dari film AAC ).